SURABAYA – Menjadi kampus ramah disabilitas merupakan salah satu komitmen yang dipegang oleh Universitas Airlangga (UNAIR) sebagai salah satu perguruan tinggi terbaik di Indonesia. Demi memberikan kontribusi terbaik, Direktorat Pendidikan UNAIR membentuk tim pendidikan inklusi yang didalamnya membidangi urusan mahasiswa berkebutuhan khusus (MBK) yang menempuh pendidikan di UNAIR.
Direktur Pendidikan UNAIR Prof Dr Sukardiman Apt MS menyebut, keberadaan tim pendidikan inklusi untuk memetakan dan mengidentifikasi kebutuhan MBK di tingkat program studi.
“Dengan mengetahui kebutuhan setiap MBK, nantinya akan menjadi tindak lanjut bagi direktorat pendidikan serta direktorat sarana dan prasarana untuk memfasilitasi infrastruktur, seperti trotoar, kamar mandi, pintu masuk, juga lift yang ramah disabilitas, ” jelasnya.
Prof Maman, panggilan akrabnya, menyebutkan bahwa tim ini juga bertugas mengkomunikasikan kebutuhan model pembelajaran MBK kepada dosen program studi terkait. “Harapannya, dosen dan tendik dapat mengetahui dan menyesuaikan model pembelajaran bagi setiap MBK, ” ucapnya.
Pembentukan Tim Relawan MBK
Setiap tahunnya, UNAIR mengadakan rekrutmen relawan untuk mendampingi MBK dalam proses belajar. Meski ditawarkan secara terbuka bagi semua mahasiswa, seleksi dengan kriteria tertentu dilakukan untuk menghasilkan relawan yang berkomitmen dan berdedikasi tinggi.
“Bisa dipastikan, relawan yang lolos merupakan mahasiswa yang memiliki empati, punya kepedulian, dan niat yang ikhlas dalam membantu sesama, ” sebut Prof Maman.
Direktur Pendidikan UNAIR Prof Dr Sukardiman Apt MS
Selain perekrutan, relawan akan diberikan pembekalan secara komprehensif untuk dapat meningkatkan semangat motivasi belajar dan menjalin kedekatan dengan MBK. Tim relawan tahun ini telah menjalani sesi pembekalan serta praktik langsung dalam melakukan tugasnya sebagai pendamping pada 18-19 Juni 2022 lalu.
Sinergi dan Kolaborasi
Percaya bahwa terus belajar merupakan salah satu cara untuk berkembang, UNAIR secara berkesinambungan mengundang dan belajar dari perguruan tinggi lain demi meningkatkan pengetahuan dan kapabilitas terhadap MBK. Implementasi dari pembelajaran tersebut diwujudkan dalam sinergi antar unit di UNAIR untuk meningkatkan pelayanan dan fasilitas kebutuhan MBK.
Prestasi MBK UNAIR
MBK asal UNAIR acapkali mendapatkan prestasi yang membanggakan. Sebut saja Yahya Muhammed Bah, mahasiswa disabilitas yang berhasil meraih gelar wisudawan terbaik S3 Ilmu Sosial pada wisuda UNAIR periode I tahun 2022.
“Mudah-mudahan melalui kontribusi layanan dari kami, komitmen dari rektorat, termasuk juga dedikasi luar biasa dari dosen dan mahasiswa, dapat memudahkan MBK dalam proses belajar, dan mampu menunjukan potensi terbaiknya, ” ungkapnya.
Program ini bagian dari implementasi pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals. Yakni SDGs tujuan keempat berupa memastikan pendidikan yang inklusif dan berkualitas setara, juga mendukung kesempatan belajar seumur hidup bagi semua. (*)
Penulis : Stefanny Elly
Editor : Binti Q. Masruroh