SURABAYA – Kementerian Sosial Politik Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UNAIR menyelenggarakan Airlangga Movement Shymposium (AMS) bersama dengan Rapat Kerja Wilayah Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) Jawa Timur di Gedung Kuliah Bersama (GKB) pada 22-23 Juli 2022.
Mengusung tema “Catatan Demokrasi di Ujung Masa Jabatan Pemerintahan”, acara itu turut menghadirkan pakar politik UNAIR Drs Aribowo MS; anggota DPRD Jawa Timur Bambang Juwono S Hum; Wakil Bupati Blitar, dan Ketua Umum Ikatan Penasihat Hukum Indonesia H Rahmad Santoso SH MH; serta Wakil Ketua Komisi Kajian Ketatanegaraan MPR RI Djamal Aziz BSc SH MH sebagai pengisi seminar nasional.
Dalam seminar itu, Aribowo menegaskan bahwa pemuda di Indonesia merupakan pionir dari perubahan di masyarakat. Jadi, partisipasinya akan berpegaruh besar pada arah gerak politik.
“Pemuda merupakan kunci utama dalam pengawalan budaya politik di Indonesia sehingga tindakannya saat ini akan membawa arah kebijakan baru untuk bangsa Indonesia ke depannya, ” imbuh Djamal Aziz.
Pengawalan Isu Wilayah
Selain melalukan pembekalan dan pembahasan anggota tetap BEM SI, serangkaian acara itu turut mengkaji pembahasan isu di setiap daerah. Mulai isu agraria di daerah Jember, permasalahan transportasi di daerah Malang hingga kebijakan konkret pengawalan Undang-Undang PPKS dan isu lainnya.
“Langkah konkret yang bisa kita ambil selain terus mengawal adalah tidak berhenti untuk melakukan perlawanan, ” ujar Arya.
Tak cukup selesai dalam forum rapat kerja wilayah perumusan langkah konkret dalam pengawalan isu itu juga dilanjutkan bersama dengan non-govermental organization (NGO) dengan pihak Walhi Surabaya.
Matangkan Komitmen dengan Sumpah Mahasiswa
Menutup serangkaian acara seluruh peserta mengunjingi Alun-Alun Surabaya. Selepasnya Arya Wahyu selaku koordinator wilayah juga memberikan pesan untuk pejuang pergerakan dan keadilan.
“Saya terus berharap rekan-rekan semua dapat membangun lagi gerakan yang ada di Jawa Timur ini sebagai gerakan yang solid. Bukan hanya solid, tapi harus progresif. Percuma kita solid menjadi satu di Jawa Timur, tapi kalau tidak progresif, tidak ada yang bisa kita berikan kepada masyarakat, ” tegas Arya.
Pesan penguatan komitmen itu ditegaskan lagi melalui sumpah mahasiswa yang dipimpin oleh Arya, “Hidup Mahasiswa, Hidup Rakyat Indonesia, Hidup Perempuan yang Berjuang”
“Kami mahasiswa Indonesia bersumpah, bertanah air satu tanah air tanpa penindasan.”
“Kami mahasiswa bersumpah, berbangsa satu, bangsa yang gandrung akan keadilan.”
“Kami mahasiswa Indonesia bersumpah, berbahasa satu, bahasa tanpa kebohongan.”
“Hidup Mahasiswa, Hidup Rakyat Indonesia.”
Penulis: Rosita
Editor: Feri Fenoria