Mahasiswa MBKM Semeru Gelombang 2 Dibekali Tangguh Bencana

    Mahasiswa MBKM Semeru Gelombang 2 Dibekali Tangguh Bencana

    Posisi Indonesia yang berada di ring of fire perlu menjadi sebuah kewaspadaan. Untuk itu perlu adanya wawasan atau edukasi untuk kesadaran potensi bencana, terutama untuk masyarakat sekitar agar mereka tidak lupa akan potensi bencana ini. Hal ini disampaikan pakar Geofisika Universitas Brawijaya (UB) Prof. Dr. Sunaryo, S.Si., M.Si saat memberikan Pembekalan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Semeru Gelombang 2 secara daring, Kamis (24/02/2022).

    Disampaikan Prof. Sunaryo, bencana merupakan perpaduan antara bahaya dan kerentanan. Kerentanan merupakan rangkaian kondisi yang menentukan apakah bahaya dapat menimbulkan bencana. Kerentanan ini dapat disikapi dengan kemampuan masyarakat dalam melakukan pencegahan dan mitigasi. Dengan adanya aspek preventif, maka efek dari bencana dapat direduksi dan dieliminasi.

    Prof. Dr. Sunaryo, S.Si., M.Si.

    “Kalian dikirim ke Semereu pada pasca bencana, sehingga kalian akan membantu pada fungsi rehabilitasi dan pemulihan pada segala aspek. Namun fungsi yang juga dibutuhkan adalah langkah pra bencana, yakni memberikan update edukasi tangguh bencana kepada masyarakat sekitar, ” jelas Dosen Teknik Geofisika Fakultas MIPA ini.

    Untuk menilai kesiapan masyarakat dalam menghadapi suatu bencana, Prof. Sunaryo memberikan penilaian Desa Tangguh Bencana atau disingkat Destana. Dengan penilaian Destana, akan terlihat kemampuan mandiri desa tersebut untuk beradaptasi, menghadapi ancaman bencana, dan memulihkan diri dengan segera dari dampak yang merugikan.

    Penilaian Destana terdiri dari lima komponen, yakni kualitas dan akses layanan dasar, dasar sistem penanggulangan bencana, pengelolaan risiko bencana, kesiapsaiagaan darurat, serta kesiapsiagaan pemulihan. Tiap komponen terbagi dalam beberapa indikator sebagai dasar penilaian kondisi masyarakat.

    “Harapannya, dengan substansi Destana ini dapat diketahui posisi ketangguhan desa saat ini untuk kemudian merancang aksi-aksi yang dibutuhkan untuk meningkatkan ketangguhan desa, ” pungkasnya.

    Mahasiswa MBKM Semeru yang akan berangkat pada gelombang 2 ini berjumlah 40 orang, dan akan diberangkatkan pada bulan April 2022. (Irene/Jon)

    MALANG
    Achmad Sarjono

    Achmad Sarjono

    Artikel Sebelumnya

    Tim UNAIR NEWS Adakan Pembekalan untuk Jurnalis...

    Artikel Berikutnya

    KAI Daop VII Madiun Bersama Komunitas Rail...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Permendikbudristek 44/2024: Dorong Profesionalisme dan Kesejahteraan Dosen
    Konsekuensi Hukum bagi Jurnalis yang Lakukan Framing, Fitnah, dan Informasi Menyesatkan dalam Publikasi Opini
    Akibat Hukum Jurnalis Berpihak: Ketika Etika dan Hukum Dilanggar demi Kepentingan
    Rekognisi Profesor Melalui Kolaborasi Internasional Universitas Mercu Buana - Universiti Tun Hussein Onn Malaysia
    Lembaga Advokasi Konsumen DKI Jakarta Somasi Apartemen Green Cleosa Ciledug

    Ikuti Kami