ITS Suarakan Pentingnya Forum Pengurangan Risiko Bencana

    ITS Suarakan Pentingnya Forum Pengurangan Risiko Bencana
    Kepala Pusat MKPI ITS, Adjie Pamungkas ST M Dev Plg PhD dalam sambutannya membuka acara webinar yang diadakan bersama Forum PRB Jawa Timur

    SURABAYA - Masih tingginya daerah yang masuk kategori rawan bencana alam di Indonesia menyebabkan perlunya masyarakat yang tangguh dan memiliki kapasitas menghadapi bencana. Untuk mewujudkan hal tersebut, Forum Pengurangan Risiko Bencana (PRB) di tiap daerah menjadi salah satu solusinya.

    Direktur Kesiapsiagaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Drs Pangarso Suryotomo, mengungkapkan bahwa ada sekitar 51 juta keluarga masih rentan terhadap bencana alam. Oleh sebab itu, hadirnya Forum PRB dapat membantu memberikan perlindungan serta dukungan bagi rakyat dalam menghadapi bencana. “Forum PRB akan bertugas berlandaskan tujuh tujuan yang terkandung di dalam Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang penanggulangan bencana, ” jelasnya.

    Tugas forum PRB yang paling utama adalah mendorong tujuh objek ketangguhan di daerah meliputi keluarga, sekolah, perkantoran, pasar, pusat kesehatan, tempat ibadah, dan sarana prasarana umum. Forum PRB juga dapat menjadi media penyuara mengenai isu-isu yang berhubungan dengan pengurangan risiko bencana kepada pemerintah. “Harapannya dengan ini dapat turut berkontribusi dalam pengurangan risiko bencana di tingkat provinsi hingga desa, ” urai Pangarso, sapaan akrabnya.

    Selaras dengan hal itu, Koordinator Umum Forum PRB Daerah Istimewa Yogyakarta, Muhammad Taufiq Arrahman SIP MPA, menjelaskan bahwa Forum PRB hadir untuk mengintegrasikan berbagai pihak demi kepentingan pengurangan risiko bencana. Hal itu disebut dengan sinergitas pentahelix atau sinergitas antara pemerintah, media massa, cendekiawan, dunia usaha, dan masyarakat. “Dengan itu dapat memungkinkan pengurangan risiko bencana yang lebih luas lagi, ” tuturnya.

    M Taufiq AR SIP MPA ketika menjelaskan bentuk diagram dari konsep sinergitas pentahelix dalam pengurangan risiko bencana.

    Taufiq melanjutkan, sinergitas pentahelix ini dibutuhkan dalam menyelesaikan permasalahan bencana alam yang terbilang kompleks.  Oleh sebab itu, dibutuhkan pendekatan dari berbagai sisi yang bersinergi satu sama lain. “Pengurangan risiko bencana dapat diwujudkan dengan intervensi berbagai pihak yang bekerja secara kolaboratif, terkoordinasi, sinergis, dan simultan, ” terangnya.

    Semua hal itu dibahas secara mendalam pada webinar yang diselenggarakan oleh Pusat Penelitian Mitigasi Kebencanaan dan Perubahan Iklim (MKPI) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dan Forum PRB Jawa Timur, Sabtu (19/2/2022). Mengangkat tema Praktek Baik Forum PRB Solusi Sinergitas Pentahelix, kegiatan ini bertujuan untuk menularkan perlunya Forum PRB bagi provinsi, kabupaten, kota, desa, dan kelurahan di Indonesia. (*)

    SURABAYA
    Achmad Sarjono

    Achmad Sarjono

    Artikel Sebelumnya

    Perubahan Industri Migas dalam Mendukung...

    Artikel Berikutnya

    KAI Daop VII Madiun Bersama Komunitas Rail...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Permendikbudristek 44/2024: Dorong Profesionalisme dan Kesejahteraan Dosen
    Konsekuensi Hukum bagi Jurnalis yang Lakukan Framing, Fitnah, dan Informasi Menyesatkan dalam Publikasi Opini
    Akibat Hukum Jurnalis Berpihak: Ketika Etika dan Hukum Dilanggar demi Kepentingan
    Rekognisi Profesor Melalui Kolaborasi Internasional Universitas Mercu Buana - Universiti Tun Hussein Onn Malaysia
    Lembaga Advokasi Konsumen DKI Jakarta Somasi Apartemen Green Cleosa Ciledug

    Ikuti Kami