Berkreasi Tanpa Batas, Despro ITS Geber Karya Mahasiswa

    Berkreasi Tanpa Batas, Despro ITS Geber Karya Mahasiswa
    M Yoma Alief Samboro ST MDs (tengah) bersama mahasiswa Despro ITS di Pameran Akhir Semester

    SURABAYA – Penghujung semester menjadi hal yang dinantikan setiap mahasiswa setelah melewati kesibukan dunia perkuliahan. Melepas penat mahasiswa dari rutinitas kampus, Departemen Desain Produk Industri (Despro) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mengajak mahasiswanya unjuk kreativitas dalam karya desain melalui Pameran Akhir Semester.

    Bertempat di Gedung Desain Produk ITS, pameran ini dilaksanakan empat hari berturut-turut hingga Jumat (17/6). Berangkat dari penugasan dalam kelas, Pameran Akhir Semester berujung menjadi pembuktian kreativitas tanpa batas mahasiswa. Tak hanya menampilkan karya mahasiswa, pameran ini juga dimeriahkan dengan fashion show, parade, dan hiburan dari mahasiswa.

    Selaku koordinator pameran, M Yoma Alief Samboro ST MDs mengungkapkan bahwa pameran ini bertujuan utama untuk mengenalkan Departemen Despro ITS kepada masyarakat umum. “Bahwa Despro bukan hanya mendesain suatu produk tapi lebih dari itu, ” tekannya.

    Muhammad Sufyan Mumtaz, salah satu mahasiswa Despro ITS, mempersembahkan hasta karya miliknya dalam Pameran Akhir Semester

    Dihadiri oleh hampir 500 pengunjung, Yoma menjelaskan, pameran ini juga menjadi sarana menumbuhkan rasa percaya diri mahasiswa bahwa produk yang dihasilkan layak untuk dipamerkan. Oleh karena itu, dalam pameran yang diselenggarakan di ruang 103-105 dan ruang 109 Gedung Despro ini menampilkan buah karya setiap mahasiswa tanpa terkecuali. “Kita harus membangun iklim di mana mahasiswa berani unjuk gigi, ” tegasnya.

    Meskipun diselenggarakan dalam format yang sederhana, Pameran Akhir Semester Despro menampilkan hasta karya mahasiswa yang beraneka ragam. Adapun fokusan karya terbagi sesuai dengan mata kuliah yang diambil. Yakni mata kuliah perancangan utama terdiri dari Desain Produk 1 dan Desain Produk 3, serta mata kuliah peminatan.

    Pada mata kuliah Desain Produk 1 misalnya, produk dalam mata kuliah ini sejak awal disinkronkan dengan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) daerah. Yoma mencontohkan UMKM di Sidoarjo dan Surabaya yang mayoritas bergerak di bidang apparel, tas, dekorasi rumah, dan sebagainya.

    Dari berbagai UMKM tersebut, mahasiswa diberikan kebebasan untuk menentukan UMKM yang ingin dipilih. Menariknya, mahasiswa dapat memperoleh tambahan wawasan dan keterampilan membuat produk secara langsung.

    Beberapa hasta karya mahasiswa Despro ITS yang ditampilkan dalam Pameran Akhir Semester

    Selanjutnya, mahasiswa dapat melakukan tahap wawancara produsen, mempelajari pemasaran produk, target pasar, bahan, dan sebagainya. Co-Founder MAW WOODEN CO ini menjelaskan tujuan kolaborasi ini adalah eksplorasi bentuk dan styling design sesuai dengan material UMKM untuk membantu mengembangkan produk UMKM tersebut. “Sehingga mahasiswa dapat membuat desain baru sesuai pasar yang diunggulkan oleh UMKM tersebut, ” jelasnya.

    Berbeda dengan mata kuliah Desain Produk 1, Yoma menjelaskan bahwa mata kuliah Desain Produk 3 mengarahkan mahasiswa untuk menyelesaikan suatu problematika yang erat dengan isu sosial budaya di masyarakat. Misalnya, perancangan alat yang bisa digunakan untuk bekerja secara lesehan. Isu ini sesuai dengan budaya masyarakat Indonesia yang lebih suka lesehan. Maka dibuatlah meja kerja yang dapat diatur ketinggiannya dan dilengkapi dengan banyak laci sehingga bisa memuat peralatan kerja yang dibutuhkan.

    Beberapa hasta karya mahasiswa Despro ITS yang ditampilkan dalam Pameran Akhir Semester

    Tidak hanya terjun dalam perancangan produk, mahasiswa juga turut berkreasi dalam eksplorasi bahan hingga manufaktur produk yang dirancang. Yoma mengungkapkan, mahasiswa diberikan kebebasan untuk melakukan manufaktur mandiri atau meminta bantuan dari pengrajin. Sebab, menurutnya, fasilitas yang ada di Despro sudah cukup untuk menunjang mahasiswa dalam melakukan manufaktur mandiri.

    Yoma berharap Departemen Despro ITS lebih dikenal di masyarakat dengan perspektif yang lebih luas. Karena tugas Despro bukan hanya membuat kemasan tetapi juga merancang dan menciptakan produk dengan standar berkualitas.

    Ia juga berharap produk yang dihasilkan mahasiswa dapat diapresiasi oleh masyarakat luar. Lebih baik lagi, lanjutnya, apabila produk tersebut mendapatkan tawaran untuk diproduksi lebih banyak dan dipasarkan pada masyarakat. “Secara tidak langsung, kita turut mengajak masyarakat menjadi lebih baik, ” ujarnya.

    Beberapa hasta karya mahasiswa Despro ITS yang ditampilkan dalam Pameran Akhir Semester

    Bukan hanya belajar konsep maupun teori, tetapi juga menghasilkan sesuatu yang nyata dan bisa digunakan. Oleh karena itu, Yoma mengimbau kepada mahasiswa untuk selalu totalitas dalam mengerjakan setiap tugas. “Bisa jadi penugasan itu adalah jalan untuk mendapatkan relasi baru, ” tutupnya. (HUMAS ITS)

    Reporter: Zanubiya Arifah Khofsoh

    SURABAYA
    Achmad Sarjono

    Achmad Sarjono

    Artikel Sebelumnya

    Abmas Prioritas ITS Rancang Inovasi Gerakan...

    Artikel Berikutnya

    Sempat Kabur, DPO Asal Kejati Aceh Ditangkap...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Permendikbudristek 44/2024: Dorong Profesionalisme dan Kesejahteraan Dosen
    Konsekuensi Hukum bagi Jurnalis yang Lakukan Framing, Fitnah, dan Informasi Menyesatkan dalam Publikasi Opini
    Akibat Hukum Jurnalis Berpihak: Ketika Etika dan Hukum Dilanggar demi Kepentingan
    Rekognisi Profesor Melalui Kolaborasi Internasional Universitas Mercu Buana - Universiti Tun Hussein Onn Malaysia
    Lembaga Advokasi Konsumen DKI Jakarta Somasi Apartemen Green Cleosa Ciledug

    Ikuti Kami