Prof Koesrianti Ulas Respon Regional ASEAN untuk Pemulihan Ekonomi Pasca Pandemi Covid-19

    Prof Koesrianti Ulas Respon Regional ASEAN untuk Pemulihan Ekonomi Pasca Pandemi Covid-19
    Pakar Hukum Internasional UNAIR Prof. Koesrianti, Ph.D saat memberikan sambutannya pada pengukuhan guru besar pada Rabu pagi (16/3/2022). (Foto: Agus Irwanto)

    SURABAYA – Pakar Hukum Internasional UNAIR Prof. Koesrianti, Ph.D telah dikukuhkan menjadi guru besar pada Rabu pagi (16/3/2022). Dalam pidato pengukuhannya, Prof Koes mengulas respon regional ASEAN untuk memicu pemulihan ekonomi wilayah tersebut pasca diterpa pagebluk.

    Koesrianti menceritakan bahwa pandemi Covid-19 memberikan dampak yang unprecedented, mengingat ia adalah kombinasi antara krisis kesehatan dan krisis ekonomi. Oleh karena itu, pemulihan ekonomi dirundung ketidakpastian keberhasilannya. Ia menambahkan bahwa hal ini semua tergantung bagaimana pandemi ini diakhiri, serta seberapa pandemi dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi global.

    “Akibat globalisasi dan interdependensi, perekonomian ASEAN menjadi terintegrasi dengan perekonomian global. Oleh karena itu, ASEAN juga amat terdampak dengan pandemi Covid-19. Oleh karena itu, ASEAN menetapkan tiga tahapan pemulihan ekonomi akibat pandemi untuk negara anggotanya, yakni: re-opening,  recovery, dan resilience, ” ujar lektor FH UNAIR itu.

    Menurut pemaparan Koesrianti, tahapan-tahapan itu dimaksudkan untuk membuka kembali akses negara-negara dengan melihat status keparahan pagebluk. Ia menambahkan bahwa realisasi tahapan tersebut juga dilakukan dengan koordinasi erat antar sektoral, serta disesuaikan dengan visi jangka panjang ASEAN.

    ASEAN membentuk ASEAN Covid-19 Response Fund, yang merupakan pooling dana bersama untuk keperluan direksi, pengawasan dan pencegahan penularan di negara-negara ASEAN. Koesrianti mengatakan bahwa fokus dana itu adalah memberikan perlindungan pada tenaga kesehatan dan pekerja garis depan lainnya, serta untuk menyediakan negara dengan peralatan medis maupun non-medis.

    “Rencana ini didanai dari negara-negara ASEAN beserta partner kerja sama dari organisasi regional tersebut, baik publik maupun privat. Namun dalam praktiknya, platform ini tidak berdaya karena ketidakjelasan guideline dimana negara-negara tidak dapat menetapkan secara cepat kapan mengambil keputusan, ” tuturnya.

    Oleh karena itu, Koesrianti mengatakan bahwa ada lima strategi holistik agar pemulihan ekonomi dapat terwujud. Strategi itu ialah: meningkatkan kualitas sistem kesehatan, memperkuat human security, memaksimalkan potensi pasar internal ASEAN dan memperluas integrasi ekonomi, mengakselerasi transformasi digital, dan optimis menuju masa depan yang lebih tangguh dan sustainable.

    “Untuk mendorong adanya collective actions dari negara-negara anggota ASEAN, maka disusun sebuah kerangka kerja sama yang komprehensif yaitu ASEAN Comprehensive Recovery Framework yang berisi suatu strategi jalan keluar yang terkonsolidasi untuk ASEAN yang berketahanan dan lebih kuat yang muncul sebagai pemenang dari COVID-19. Dibutuhkan kolaborasi, koordinasi dan solidaritas yang kuat di antara negara-negara anggota ASEAN agar supaya seluruh program sebagai regional response bisa diwujudkan, ” tutupnya.

    Penulis: Pradnya Wicaksana

    Editor: Khefti Al Mawalia

    SURABAYA
    Achmad Sarjono

    Achmad Sarjono

    Artikel Sebelumnya

    Pangdam V/Brawijaya Buka Rapim Kodam V/Brawijaya...

    Artikel Berikutnya

    KAI Daop VII Madiun Bersama Komunitas Rail...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Permendikbudristek 44/2024: Dorong Profesionalisme dan Kesejahteraan Dosen
    Konsekuensi Hukum bagi Jurnalis yang Lakukan Framing, Fitnah, dan Informasi Menyesatkan dalam Publikasi Opini
    Akibat Hukum Jurnalis Berpihak: Ketika Etika dan Hukum Dilanggar demi Kepentingan
    Rekognisi Profesor Melalui Kolaborasi Internasional Universitas Mercu Buana - Universiti Tun Hussein Onn Malaysia
    Lembaga Advokasi Konsumen DKI Jakarta Somasi Apartemen Green Cleosa Ciledug

    Ikuti Kami