Indekos Sekitar ITS Mana yang Paling Ideal?

    Indekos Sekitar ITS Mana yang Paling Ideal?
    Potret kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember Sukolilo

    SURABAYA — Menyambut maraknya periode penerimaan mahasiswa baru, indekos atau biasa kos, merupakan salah satu aspek yang cukup penting. Apalagi dengan mulai diberlakukannya sistem belajar memikat oleh Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), para calon mahasiswa berbondong-bondong menemukan indekos yang paling cocok. Yuk simak lokasi indekos ideal ala mahasiswa ITS!

    Ada beberapa daerah yang menjadi pusat tempat tinggal para Mahasiswa ITS, mulai dari daerah Gebang, Keputih, Mulyosari, dan Asrama ITS. Tarif tempat tinggal yang ditawarkan juga beragam, biaya pada fasilitas yang ditawarkan seperti kamar,  air conditioner (AC), hingga listrik, air, dan internet.

    Mengulas daerah favorit yang pertama, Gebang. Letaknya sangat dekat dengan ITS, yaitu sisi barat gerbang utama atau Bundaran ITS. Daerah ini memiliki kondisi. yang cukup padat dan jalan yang sempit “Variasi harga indekos di Gebang juga beragam, mulai dari 500 ribu hingga pun ada, ” terang Devi Nur, mahasiswa Departemen Statistika 2020, salah satu mahasiswa yang indekos di Gebang.

    Berpindah ke daerah yang paling diminati selanjutnya, Keputih. Berada di dekat gerbang belakang ITS, aksesnya ke kampus masih tergolong mudah. Mahasiswa Magister, Aruni Rahmaniar mengungkapkan, daerah ini ramai dan terkenal karena segala kebutuhan tersedia. Salah satunya banyak ditemukan supermarket yang cukup besar. “Biaya indekos saya, 2 juta per tiga bulan. Di Keputih juga banyak indekos dengan harga mulai 500 ribu, ” ujarnya, Sabtu (14/5/2022).

    Masih di lingkup luar kampus, daerah Mulyosari juga perlu dipertimbangkan. Menurut Zefanya Nouriel, Mahasiswa Departemen Teknik Sipil, suasana di daerah tersebut relatif tidak terlalu padat dibandingkan dengan daerah lainnya. “Dengan harga indekos mulai dari 800 ribu hingga 1, 2 juta, sebagian besar fasilitas kamar sudah dilengkapi AC dan kamar mandi dalam, ” ujarnya. 

    Beralih ke daerah internal kampus, Asrama ITS menjadi salah satu opsi yang sering diperebutkan para mahasiswa baru. Selain aksesnya yang dekat dengan fasilitas di dalam kampus, biaya sewanya juga tergolong lebih murah dibandingkan dengan harga pasaran indekos di luar. “Satu kamar yang diisi dua anak, hanya merogoh kocek 500 ribu perbulan setiap mahasiswa dengan fasilitas yang sudah lengkap, ” jelas Edo Priyo Utomo, mahasiswa Departemen Matematika angkatan 2020.

    Potret tampak atas Asrama Kampus ITS

    Tidak hanya memberi gambaran lokasi indekos ideal sekitar ITS, mahasiswa yang diwawancarai ITS Online ini juga memberikan tips berhemat ala anak indekos. Devi memberi saran untuk selalu tepat waktu untuk memasak sendiri. Aruni juga menyampaikan untuk mengatur acara makan atau menggunakan promo ojek online (ojol) sebaik mungkin.

    Menggarisbawahi berbagai penjelasan diatas, tidak ada gambaran yang pasti untuk indekos ideal pada setiap daerah tinggal di sekitar ITS. Hal ini didasarkan pada kebutuhan fasilitas, prioritas, hingga strategi masing-masing mahasiswa. Bagi para calon mahasiswa baru, untuk melakukan riset daerah indekos yang sesuai serta sesuai dengan rencana pengeluaran kedepannya. Sampai jumpa di Kampus Perjuangan! (*)

    Reporter: Faadhillah Syhab Azzahra 

    Redaktur: Muhammad Faris Mahardika

    Achmad Sarjono

    Achmad Sarjono

    Artikel Sebelumnya

    Persiapkan Pendamping UKM, ITS Gelar Diklat...

    Artikel Berikutnya

    Wakapolda Jatim Pimpin Pakta Integritas...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Permendikbudristek 44/2024: Dorong Profesionalisme dan Kesejahteraan Dosen
    Konsekuensi Hukum bagi Jurnalis yang Lakukan Framing, Fitnah, dan Informasi Menyesatkan dalam Publikasi Opini
    Akibat Hukum Jurnalis Berpihak: Ketika Etika dan Hukum Dilanggar demi Kepentingan
    Rekognisi Profesor Melalui Kolaborasi Internasional Universitas Mercu Buana - Universiti Tun Hussein Onn Malaysia
    Lembaga Advokasi Konsumen DKI Jakarta Somasi Apartemen Green Cleosa Ciledug

    Ikuti Kami